Sabtu, 27 Februari 2010

Tahapan Ujian Nisbet - Tugas Individu 2

Menurut Nisbet, pembaruan pendidikan bisa melewati 4 tahapan ujian. Coba kamu pahami keempat prinsip tersebut dengan menggunakan kata-kata sendiri. Kemudian beri contoh konkret yang menggambarkan proses pendidikan yang terjadi pada dirimu sendiri.


Jawab:

Ada empat tahapan ujian dalam pembaruan pendidikan, yaitu:

1. The increase in workload (pertambahan beban kerja)

Pada tahap ini, kita dituntut untuk mengeluarkan “ekstra work” dalam hal memperbarui pendidikan. Tentu dalam merealisasikannya tidak bisa secara instan dan segera, karena dibutuhkan proses. Untuk itulah, segala bentuk pembaruan dan eksperimen harus sudah dipikirkan terlebih dahulu secara matang, agar dapat menutupi apa yang sudah using ataupun yang tidak perlu lagi dipertahankan, bukan malah berdiam diri dan justru mnecoba memperbaiki ketika sudah dalam keadaan genting.

Contoh:

Pada saat saya kelas 1SMA, hari sekolah adalah dari hari Senin sampai dengan hari Sabtu, dan setiap hari memilik 7 les mata pelajaran. Ketika saya memasuki kelas 2SMA, terjadi perubahan, dimana kami bersekolah hanya sampai hari Jumat saja, dan satu hari menjadi 8 les mata pelajaran, sehingga hari Sabtu menjadi hari libur. Perubahan ini tentu saja menambah beban saya karena jam belajar sudah menjadi bertambah sehingga terasa lebih berat dan juga lebih capek. Tapi ini pula yang menuntut saya untuk lebih baik dalam mengatur waktu dan pola belajar, agar pertambahan jam sekolah ini tidak mempengaruhi efektifitas belajar saya dan mempengaruhi prestasi saya di sekolah. Begitu pula dengan pihak sekolah, yang harus bijaksana dalam mengatur ulang seluruh jadwal dan juga me”manage” materi yang akan diajarkan sehingga tidak timbul kekacauan dalam sistem sekolah.


2. Loss of confidence (kehilangan kepercayaan diri)

Hilangnya kepercayaan diri seseorang lumrah terjadi, begitu pula dalam hal pembaruan pendidikan. Jika misalnya seorang guru tidak sering meng”update” dirinya dalam hal wawasan dan pengetahuannya, maka ia akan tidak mampu untuk mengajar dengan baik karena kemungkinan akan dinilai kurang berkompetensi oleh murid-muridnya. Jika ini terjadi, ia tentu akan canggung dan lama-kelamaan bisa merasa kehilangan kepercayaan diri. Oleh sebab itu, dalam memperbarui pendidikan, sangat diperlukan perhatian dalam hal belajar dan mengasah ilmu / mempertinggi skill diri agar tidak kehilangan confidence.

Contoh:

Saya merasa cukup fasih dalam berbahasa Inggris, dan dari dulu saya memang aktif les dan berkomunikasi bahasa Inggris. Namun ketika saya berhenti les karena memilih untuk bimbingan belajar, saya merasa kualitas yang saya miliki semakin berkurang dan menurun, terkhusus ketika saya ditantang untuk berdialog dalam bahasa Inggris. Disini saya merasa kehilangan kepercayaan diri saya. Oleh sebab itu, saya harus mulai memikirkan untuk lebih mengasah lagi kemampuan saya berbahasa Inggris.


3. The periode of confusion

Di dalam melakukan pembaruan, tidak dapat dipungkiri bahwa masalah dan kendala bisa bermunculan dan menimbulkan kekacauan. Ini tentu saja dapat menghambat jalannya pembaruan, namun tidak akan menjadi masalah jika bisa langsung diatasi dan dipertanggungjawabkan.

Contoh:

Ketika SMA, sering sekali terjadi perubahan kurikulum, misalnya saja dari sistem KBK menjadi sistem KTSP, ataupun yang lainnya. Pergantian ini membuat kami para pelajar mengalami kebingungan akan bagaimana sebenarnya sistem belajar yang digunakan, begitu pula dengan buku pegangan apa yang harus kami beli, karena beda kurikiulum artinya buku yang digunakan juga harus berbeda. Untungnya dengan bantuan dan panduan guru-guru di sekolah, lama-kelamaan hal ini tidak lagi menjadi masalah yang berarti.


4. The Black Lash

Ketika ada masalah atau kasus yang muncul, sebaiknya penyelesaiannya menggunakan upaya-upaya pembaruan.

Contoh:
Pada saat masuk kuliah, berbeda dengan zaman SMA dulu, buku-buku pegangan mahasiswa harus disediakan sendiri, atrinya bukan kampus yang menyediakan dan mahasiswa tinggal beli (seperti di sekolah dulu), namun mahasiswa harus dengan mandiri mencari sendiri. Namun disini dosen dari mata kuliah yang bersangkutan pada umumnya akan membantu masalah ini, dengan memberikan referensi buku apa yang digunakan, kemudian menyuruh komting untuk mengkopikannya, sehingga mahasiswa tinggal memesan pada komting tanpa harus pusing mencari sendiri.


Referensi:

Salam, Burhanuddin. (2002). Pengantar Paedagogik. Jakarta : Rineka Cipta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar