Selasa, 21 Desember 2010

UAS Online

PROSES PENUGASAN DAN PELAPORAN OBSERVASI PADA KELOMPOK MASING-MASING


Mata kuliah Psikologi Belajar di Fakultas Psikologi USU pada tahun 2010, merupakan salah satu kelas yang menarik dan memiliki pembaharuan di dalam proses pembelajarannya. Pada kelas ini metode pengajaran dan pembelajaran yang digunakan cukup beragam.

Pada umumnya, proses belajar di perkuliahan adalah dengan menggunakan metode ceramah, dosen berdiri di depan, dan siswa mendengarkan. Begitu pula dengan pemberian tugas kepada siswa. Biasanya, siswa diberikan tugas, baik secara tertulis maupun lisan, dan penyerahan tugas pada umumnya adalah dalam bentuk makalah, kertas, ataupun presentasi,

Pada kelas Psikologi Belajar, ada beberapa perbedaan cara maupun gaya belajar, terutama dalam hal penugasan dan pelaporan observasi masing-masing kelompok. Kelas psikologi belajar menggunakan sistem "paperless", dimana penyerahan tugas, ujian observasi maupun berbagai bentuk assignment dari dosen diberikan dalam bentuk posting atau email kepada dosen. Bahkan ujian pun tidak menggunakan pulpen dan kertas seperti pada umumnya, melainkan dengan menggunakan laptop dan bekerja secara online.

Jika ditinjau berdasarkan sudut pandang pembelajaran kontekstual (CTL), maka ada 7 komponen utama dalam proses pembelajaran ini, yang dapat dikaitkan dengan proses penugasan dan pelaporan observasi pada masing-masing kelompok, yaitu:

1. KONSTRUKTIVISME
Komponen ini menunjukkan bahwa siswa dapat membangun sendiri pemahaman mereka berdasarkan pengalaman pribadi mereka yang dikaitkan dengan pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya. Disini siswa dapat menunjukkan bahwa pengetahuan ataupun informasi yang mereka dapatkan tidak hanya dari orang lain, namun merupakan bagian dari hasil usaha sendiri - yang telah dibangun/dikonstruksi oleh dirinya sendiri.

Di kelas psikolgi belajar, siswa mendapat tugas mingguan rutin, yaitu tugas meresume topik yang akan dipresentasikan minggu depannya. Tugas ini harus sudah selesai sebelum presentasi, dan sudah harus di-posting di blog masing-masing. Dalam membuat makalah ini, para siswa harus dapat membangun pemahaman masing-masing dengan bantuan pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya dari kuliah-kuliah yang lalu sehingga terkonstruksi pengetahuan yang baru. Kebanyakan dari topik yang di resume, pada dasarnya merupakan topik yang baru dan belum pernah dipelajari sehingga memang dibutuhkan kerja ekstra dalam mencari sumber referensi dan memahaminya.

2. INQUIRY
Komponen ini merupakan proses dimana siswa yang mengamati kemudian menjadi paham atas apa yang diamatinya. Dengan ini siswa dapat belajar menggunakan keterampilan berpikir kritis. Siswa mengamati, bertanya, menganalisis, dan kemudian dapat merumuskan suatu pemikiran yang baru. Hal ini dapat semakin berkembang dari pengamatan yang kecil sampai menjadi sebuah fenomena besar.

Komponen ini teraplikasi dalam pelaporan tugas Observasi kelompok di kelas psikologi belajar. Salah satuu tugas yang didapatkan siswa dari dosen adalah mengobservasi gaya belajar siswa, dari kalangan TK, SD, SMP, SMA dan Perguruan tinggi, dan melihat teori belajar apa yang mereka gunakan dalam proses pembelajaran. Pada saat observasi inilah siswa Psikologi belajar mengamati apa-apa saja yang dilakukan dalam proses belajar mengajar. Dari hasil pengamatan tersebut para siswa kemudian menganalisis berdasarkan pengetahuan yang telah diterima pada saat kuliah dan kemudian dapat menentukan dan menyimpulkan teori belajar yang digunakan di institusi tersebut. Hasil analisa tersebutlah yang kemudian di uraikan dalam bentuk makalah softcopy dan di presentasikan di kelas, yang disusul dengan evaluasi dari dosen dan kawan-kawan. Pada akhirnya, yang pada awalnya hanya merupakan sebuah pengamatan, dapat menjadi sebuah pemahaman baru mengenai aspek teori belajar.

3. QUESTIONING
Komponen ini juga merupakan hal yang sangat penting dalam proses pembelajaran, baik bagi yang mengajar maupun yang belajar. Pada penugasan dan laporan observasi di kelas psikologi belajar, sungguh tak jarang siswa mengalami berbagai kebingungan dan ketidak jelasan mengenai satu dan lain hal. Disinilah saat dimana siswa bertanya kepada dosen mengeai apa yang tidak dimengerti, dan dosen dapat meluruskan apa yang belum jelas.

Proses bertanya sangat penting untuk diterapkan agar siswa dapat berada di jalur yang benar, dapat menggali informasi, menghubungkan dengan pengetahuan yang dimiliki, dan memeahkan masalah yang dihadapi. Bagi dosen, proses bertanya kepada siswa juga penting, karena dengan bantuan dosen, dosen dapat menuntun siswa berpikir, mengecek sudah sejauh mana pemahaman siswa, dan juga meningkatkan respon siswa .

4. LEARNING COMMUNITY (MASYARAKAT BELAJAR)
Komponen ini adalah kelompok orang yang tergabung dalam kegiatan belajar. Hal ini juga terjadi dalam tugas, terutama ketika hendak presentasi. Kelompok presentasi akan bekerja sama dan berdiskusi untuk menyelesaikan tugas presentasi kelompok masing-masing. Begitu pula ketika observas. Segala persiapan sampai tahap penyelesaian dilakukan secara bersama, karena ada anggapan bahwa bekerja secara bersama akan lebih baik daripada sendiri.

5. MODELLING (PEMODELAN)
Proses ini menunjukkan tindakan meniru dan melakukan seperti apa yang dilakukan dosen, berdasarkan contoh yang ditunjukkan oleh dosen. Hal ini juga berlaku ketika ada hal-hal yang siswa anggap menarik dari dosen dan dianggap baik untuk dilakukan, maka siswa akan menirunya, baik itu dalam melakukan tugas maupun halhal lainnya.

6. REFLECTION (REFLEKSI)
Komponen ini menunjukkan bahwa cara berpiikir kita adalah sesuai degan apa yang telah kita pelajari. Hal ini akan tampak dalam tugas yang kita kerjakan, bahwa apa yang kita tuliskan atau lakukan adalah merupakan cerminan dari apa yang telah dipelajari. Yang dipelajari dapat dibuktikan dengan adanya catatan atau jurnal pribadi, maupun diskusi-diskusi yang pernah dilakukan.

7.AUTHENTIC ASSESSMENT (PENILAIAN YANG SEBENARNYA)
Komponen ini mengukur pengetahuan, kinerja dan keterampilan siswa. Hal ini dapat dittunjukkan melalui penilaian yang diberikan oleh dosen, baik secara tertulis maupun oral.

Kamis, 09 Desember 2010

TO Online 2

Ujian secara online memang merupakan hal yang relatif baru bagi beberapa orang, termasuk saya. Mungkin beberapa orang ada yang sudah terbiasa dengan hal-hal seperti ini, namun saya yang merasa masih mencoba beradaptasi merasa masih harus lebih banyak belajar.

Sebelum benar-benar melaksanakan ujian online, dosen memberikan tryout/simulasi ujian sebanyak dua kali. Menurut saya hal ini benar-benar membantu kami, terutama saya, untuk dapat memepersiapkan diri dalam melaksanakan ujian yang sebenarnya.

Sejalan dengan pengenalan ujian online dan TO nya, maka ada beberapa teori yang dapat dikaitkan dengan pengalaman ini.

TEORI PASK
Seperti yang telah berkali-kali pernah dibahas sebelumnya, teori Pask berbicara mengenai tentang pengolahan informasi. Sudah sangat jelas, keseluruhan proses pengalaman ini membutuhkan pemrosesan informasi yang baik dalam mencapai tujuannya. Hal-hal seperti instructional tutorials dan conversation menjadi salah satu aspek utama dalam proses pembelajaran ini, dimana pertukaran ide dan informasi antara dua agen atau lebih, yang dalam hal ini adalah mahasiswa dengan dosen, ataupun mahasiswa dengan mahasiswa. Berbagai pengetahuan dan informasi baru dapat kami dapatkan dari dosen melalui keterangan ataupun panduan yang deberikan kepada kami, baik itu secara langsung, melalui blog, melalui chat, bahkan melalui sms. Disini telah terjadi instructional tutorials dan juga conversation dalam berbagai bentuk, baik itu monologue, dialogue, dialectic, maupun construction.

TEORI LANDA
Landa juga masih seputar dengan teori sibernetik. Yang dapat dikaitkan dari Landa dengan pengalaman TO ini adalah proses berpikirnya. Seperti yang dikatakan oleh Landa, ada dua macam proses berpiki, yaitu :
1. Proses berpikir Algoritmik
2. Proses berpikir Heuristik
Menurut saya ketika kami diberikan bentuk ujian yang seperti ini, kami semua dituntut untuk dapat berpikir secara Heuristik, yaitu berpikir secara divergen, mengarah ke berbagai arah, tidak kaku. Kami semua harus dapat berpikir secara fleksibel. Mengapa? Karena ketika suatu masalah tidak dapat diselesaikan dengan plan A, maka dengan cepat kami harus menyiapkan plan B dan menemukan cara-cara pemecahan masalah.
Di lain sisi, kami juga harus dapat berpikir secara algortimik. Ketidakpahaman kami mengenai ujian secara online tentu membutuhkan usaha masing-masin tdalam mencari tahu bagaimaa cara mlakukannya. Diawali dengan mencari tahu cara menggunakan blog, gtalk ataupun yang lainnya, dan kemudian tahu cara mengoperasikannya. Dosen tidak memberi tahu secara detil cara mengoperasikan semuanya itu, namun disitulah proses algoritmik itu terjadi, dimana kami belajar dari orang lain dan juga dari dosen mengenai cara-caranya, dan kami dapat belajar satu sama lain, sehingga pada akhirnya apa yang tidak dimengerti dapat dimengerti.

TEORI BRUNER
Bruner banyak berbicara tentang belajar yang bermakna, yaitu discovery learning. Sesuai dengan yang dikatakan oleh Bruner, teori instruksi mencakup:
1. Pengalaman-pengalaman optimal bagi siswa untuk mau dan dapat belajar, ditinjau dari segi aktivitas, pemeliharaan dan pengarahan.
--> pada pengalaman ujian online ini kami diberikan TO sebanyak dua kali. Pada TO ini, dengan bantuan arahan dari doesn, kami dapat menemukan sendiri apa yang menjadi masalah dan kemudian mencari solusinya sehingga dapat mengantisipasi kendala-kendala yang mungkin terjadi pada ujian yang sebenarnya.
2. Penstrukturan pengetahuan untuk pemahaman optimal, ditinjau dari segi cara penyajian, ekonomi dan kuasa.
Ketika kamu sudah mendapatkan soal, kami menyajikannya secara tertulis sesuai dengan apa yang kami ketahui, dan kemudian mempostingnya sekreatif mungkin
3. Perincian urutan-urutan penyajian materi pelajaran secara optimal dengan memperhatikan faktor-faktor belajar sebelumnya, tingkat perkembangan, sifat materi dan perbedaan individu.
Dosen memberikan soal-soal secara bertahap dan tak lupa memperhatikan proses kerja siswa. Setiap mahasiswa memiliki karakteristik masing-masing dalam bekerja sehingga hasil kerjapun dapat berbeda. Disinilah siswa juga tertantang untuk dapat mengerjakan secara maksimal sesuai kemampuan.
4. Bentuk dan pemberian reinforsemen
Penguatan negatif dan positif selalu diberikan oleh dosen agar kami mengerjakan TO ini dengan sungguh-sungguh dan maksimal

TEORI THORNDIKE
Teori ini juga sangat berperan dalam pengalaman ujian onlie ini, khususnya mengenai law of readiness setiap individu. Ketika semua orang telah memahami mengenai penggunaan blog dan gtalk serta telah membaca topik-topik uian sebelumnya, maka semuanya akan cenderung siap untuk ujian, dan tidak ingin menunda lagi. Begitu pula sebaliknya.

Kamis, 02 Desember 2010

Kelebihan dan Kekurangan Ujian Online

Jika dibandingakan dengan ujian konvensional, maka:

kelebihan ujian online:
1. dengan mudah mengakses informasi karena adanya layanan internet. Hali ini membuat mahasiswa yakin telah siap untuk ujian (teori piaget tentang "law of readiness" )
2. Mahasiswa melakukan proses belajar yang dikemukakan oleh Bandura, yaitu attention, retention, behavioral process dan motivasional process, yaitu ketika siswa belajar untuk dapat memahami cara kerja blog dengan memperhatikan, mengingat dan kemudian mengaplikasikannya dalam dunia kuliah,
3. siswa mendapatkan lebih banyak pengalaman dalam bekerja dengan teknologi dan dapat mengkonstruksi sesuatu yang baru


Kekurangan metode online:
1. Adanya kemudahan dalam mendapatkan informasi melalui internet, membua mahasiswa cendeung tidak mempersiapkan diri sebagaimana seharusnya ketika ujian dengan menggunakan kertas, atau dengan kata lain, tidak belajar (Thorndike)


Pendekatan melalui teori PASK

Belajar dan Ujian dengan pendekatan metde online tentu juga merupakan suatu cara untuk mencapai tujan belajar. Jika ditilik dari salah satu teori belajar, maka proses ujian online ini juga dapat dikaitkan dengan apa yang dikatakan oleh teori tersebut. Dalam hal ini, saya akan mengaitkannya dari sudut pandang teori Pask.

Teori Pask yang paling terkenal adalah Conversation Theory. Teori ini
berdasarkan pada kerangka sibernetik dan mencoba untuk menjelaskan proses belajar yang terjadi antara makhluk hidup dan mesin. Teori ini mempunyai implikasi yang luas terhadap psikologi dan teknologi pendidikan.

Pada kelas Psikologi Belajar, terjadi suatu Conversation. Conversation adalah pusat dari interaksi manusia. Secara umum, conversation adalah pembicaraan informal dimana terjadi pertukaran informasi dan ide antara dua orang atau lebih. Conversation memungkinkan kita berbagi informasi, mengekspresikan pendapat, membentuk dan mendukung hubungan sosial, dan mempersuasi orang lain. Conversation sendiri tidak mutlak harus terjadi antara sesama manusia - secara langsung, namun bisa juga via mesin, yang mana dalam hal ini dapat berupa telepon, radio, telvisi, dan tak lupa "media online".

Sebelum dan sesudah try-out ujian online dilaksanakan, telah banyak terjadi conversation antar kami sesama mahasiswa psikologi belajar, dan juga dengan dosen pengampu sendiri. Menurut fungsinya, conversation bekerja dalam dua cara:
1. Kita dipengaruhi oleh apa yang dikatakan oleh orang lain dan orang lain mempengaruhi proses berpikir kita.
2. Conversation
memberikan seperangkat sumber untuk mempersepsikan dan mempengaruhi apa yang dikatakan dan dilakukan oleh orang lain.

Sesuai dengan teori Pask, ada yang disebut conversational
meliputi pertukaran ide dan proses mental antara pembicara dan pendengar, yang selanjutnya akan disebut conversational agents. Yang menjadi conversational agents disini adalah dosen dan mahasiswa psikologi belajar. Selanjutnya akan terbentuk sebuah conversational process, yaitu proses yang berkesinambungan yang memuat informasi sosial, kognitif dan emotif yang merepresentasikan apa yang dilakukan dan dirasakan oleh agent pada situasi tertentu. Proses bisa muncul dalam individual, antara individual, antara individu dan artificial entities dan antar artificial entities. Proses ini terjadi di dalam kelas Psi.Belajar, karena terjadi pertukaran ide dan informasi antara dosen dan mahasiswa dan juga sesama mahasiswa. Instructional tutorials juga terjadi disini, dimana dosen dan mahasiswa berusaha mencapai pemahaman yang sama mengenai suatu subjek, yaitu - ujian online.

Selain itu, Pask membagi conversation ke dalam 4 kategori, dan masing-masing conversational agent (yaitu dosen dan mahasiswa psikologii belajar) telah menerapkannya di kelas psikologi belajar, terkhusus menyambut try-out ujian online ini. :

Kategori conversation yang terjadi adalah :

a. Monolog: Proses ini merupakan self-conversation, dimana pertukaran informasi bukan dengan orang lain, namun dilakukan oleh satu orang untuk membuat pernyataan. Proses ini dilakukan oleh setiap individu di dalam kelas. Pada awalnya dosen mungkin bertanya-tanya dalam hati, apakah metode ini sudah sesuai atau belum, atau apakah metode ini sudah cukup credible untuk mengetahui kemampuan mahasiswa sudah sampai mana. Begitu pula dengan siswa. Siswa pasti memiliki pendapat ataupun pertanyaan yang tersimpan dalam hati mengenai ujian online ini

b. Dialogue: Dialog terjadi ketika percakapan dilakukan secara dua arah. Hal ini terjadi ketika dosen menyampaikan informasi perihal ujian online kepada mahasiswa ataupun sebaliknya ketika mahasiswa menanyakan langsung kepada dosen. Dialog juga terjadi ketika mahasiswa ataupun dosen membuat percakapan melalui g-talk. Dengan melakukan chatting juga telah terjadi pertukaran informasi dan ide.

c. Dialectic : Hal in juga terjadi, yaitu percakapan yang dimaksudkan untuk mendapatkan kebenaran dari argument logis. Berfokus pada pemikiran analitikal dan informasi faktual. Mungkin ketika try-out belum dimulai, kami para mahasiswa mulai berargumen mengenai ujian ini.Kami kemudian mencari tahu sebenarnya bagaimana sistem kerjnya, dan pada akhirnya didapatlah kebenaran faktual tentang ujian ini, yaitu menjawab soal yang telah diposting di blog Psi.Belajar, dan kemudian melakukan posting di blog masing-masing.
Construction: Jenis conversation ini adalah untuk membangun sesuatu yang baru. Ketika sedang ujian, mahasiswa tetap melakukan percakapan melalui gtalk, namun bukan hanya sekedar untuk ngomong-ngomong saja, tapi lebih kepada berdiskusi dan membangun suatu pemahaman yang sama, tekait dengan ujian ini. Dalam hal ini, saya melakukannya dengan dita, via g-talk.

Teori Pask juga banyak berbicara mnegenai proses pembelajaran yang dapat direpresentasikan ke dalam bentuk siklus, yaitu:

(1) explanation --> (2) justification --> (3) comparison --> (4) evaluation --> (5) agreement:


Explanation:

Jauh hari sebelum ujian online ini dilaksanakan, dosen memberikan penjelasan mengenai bagaimana kira-kira bentuk penyajian ujian akhir semester dilaksanakan, yaitu secara online.Dosen telah menjabarkan apa-apa saja yang dianggap penting dan juga mengingatkan untuk menyiapkan apa saja yang diperlukan untuk hari H nya.

Justification:

Siswa mencoba menyamakan dan menyeimbangkan informasi yang diterimanya dari dosen dengan apa yang ada dipikirannya. Dengan modal informasi itulah, persiapan untuk ujian ini dapat dilakukan.

Comparison:

Siswa melakukan perbandingan dengan teman-teman mengenai persiapan ujian ini, dan tak berhenti disitu saja, siswa juga membandingkan hasil kerjanya dengan teman-teman, melalui blog, karena apa yang tertulis di blog terbuka untuk umum dan dapat dibaca oleh siapa saja.

Evaluation:

Setelah ujian dikumpul, dosen akan melakukan evaluasi dan kemungkinan besar akan share di perkuliahan berikutnya mengenai hasil yang didapatkan

Agreement:

Pada akhirnya mahasiswa dapat membentuk suatu pemahaman yang disetujui oleh semua orang.


Sumber:

Gordon Pask http://en.wikipedia.org/wiki/Gordon_Pask (tanggal akses 19 Oktober 2010)

Conversation Theory http://en.wikipedia.org/wiki/Conversation_Theory (tanggal akses 27 Oktober 2010)