Jumat, 22 Oktober 2010

RESUME PIAGET DAN VYGOTSKY

PIAGET

KONSEP TEORITIS UTAMA

Intelegensi

Menurut Piaget, intelegensi bukan hanya sekedar berapa banyak jawaban benar anak dalam suatu tes intelegensi. Pengertian intelegensi mencakup :

· Intelegensi memungkinkan sesorang untuk bertahan hidup dalam lingkungannya

· Lingkungan dan organism cenderung berubah , interaksi antara kedua komponen itu juga terus menerus berubah

Skemata

Skema (jamak : schemata) adalah potensi umum untuk bertindak dengan cara tertentu. Di dalam skema ada isi (content) yaitu kondisi-kondisi yang berlaku selama terjadi manifestasi potensi umum.

Asimilasi dan Akomodasi

Asimilasi : Proses merespon lingkungan sesuai dengan struktur kognitif seseorang yaitu pencocokan atau penyesuaian antara struktur kognitif dengan lingkungan fisik.

Akomodasi : Proses memodifikasi struktur kognitif agar sesuai dengan lingkungan.

Asimilasi dan akomodasi merupakan functional invariants (invariant fungsional) karena mereka terjadi di semua level perkembangan intelektual.

Ekuilibrasi

Ketika asimilasi terjadi seseorang akan merespon situasi sekarang sesuai dengan pengetahuan sebelumya. Munculnya suatu situasi yang baru membuat kita tidak bisa merespon jika hanya mengandalkan pengetahuan terdahulu sehingga menyebabkan ketidakseimbangan kognitif. Adanya kebutuhan bawaan kita untuk mencapai equilibrium membuat struktur otak berubah sehingga terjadi keseimbangan (proses akomodasi terjadi). Ketidakseimbangan ini menyebabkan timbulnya motivasi pada individu untuk mengembalikan ke tahap seimbang. Akomodasi menyebabkan ketika kita bertemu dengan situasi baru di lain waktu, tidak akan terjadi yang namanya ketidakseimbangan kognitif.

Interiorisasi

Merupakan penurunan ketergantungan pada lingkungan fisik dan meningkatnya struktur kognitif.

TAHAP-TAHAP PERKEMBANGAN

1. Tahap Sensorimotor (dari lahir – 2 tahun)

Ciri : tidak ada bahasa, anak bersifat egocentris, pada akhir tahap ini anak mengembangkan object permanence, anak tahu benda itu ada biarpun tidak tampak.

2. Pemikiran preoperational (sekitar 2 tahun – 7 tahun)

a. Pemikiran prakonseptual (sekitar 2 tahun - 4 tahun)

Ciri : Pembentukan konsep sederhana, mengklasifikasikan benda ke dalam kelompok berdasarkan kemiripan, logika mereka tidak induktif atau deduktif, namun transduktif

b. Periode pemikiran intuitif (sekitar 4 tahun - 7 tahun)

Anak memecahkan masalah secara intuitif, bukan berdasarkan kaidah-kaidah logika.

Ciri : anak tidak mampu untuk conservation. Anak secara mental tidak mampu membalikkan operasi kognitif.

3. Operasi konkret (sekitar 7 tahun - 11/12 tahun)

Ciri : anak memiliki kemampuan konservasi, kemampuan mengelompokkan secara memadai, mampu melakukan pengurutan, dan mampu menangani konsep angka. Proses pemikiran masih didasarkan hal-hal yang konkret.

4. Operasi formal (sekitar 11/12 tahun – 14/15 tahun)

Anak mampu menangani situasi hipotetis dan proses berpikir mereka tidak lagi tergantung hanya pada hal-hal yang langsung dan riil. Pemikiran anak semakin logis.

KONDISI OPTIMAL UNTUK BELAJAR

- informasi harus disajikan sedemikian rupa sehingga dapat diasimilasikan ke dalam struktur kognitif tetapi pada saat yang sama ia harus berbeda agar menimbulkan perubahan dalam struktur kognitif tersebut.

- Menurut Piaget, kegagalan pengetahuan sebelumnya untuk mengasimilasikan suatu pengalaman akan menyebabkan akomodasi, atau proses belajar baru. Pengalaman harus cukup menantang agar memicu pertumbuhan kognitif.

- Seseorang harus menentukan jenis struktur kognitif apa yang tersedia bagi individu dan pelan-pelan mengubah struktur ini sedikit demi sedikit.

- Menurut Piaget, perkembangan intelektual terjadi sebagai hasil dari kematangan biologis.

- Piaget percaya bahwa maturasi hanya menyediakan kerangka untuk perkembangan intelektual. Selain itu ada pula pengalaman fisik (jasmani) maupun sosial yang sangat penting bagi perkembangan mental.

PENDAPAT PIAGET TENTANG PENDIDIKAN

Menurut Piaget, pendidikan yang optimal membutuhkan pengalaman yang menantang bagi si pembelajar sehingga proses asimilasi dan akomodasi dapat menghasilkan pertumbuhan intelektual.

EVALUASI TEORI PIAGET

Kontribusi

- Piaget tidak mudah dikategorisasikan sebagai teoritisi penguatan, atau teoritisi kontinguitas.

- Piaget mengasumsikan bahwa belajar terjadi kurang lebih secara kontinu dan belajar melibatkan akuisisi informasi dan representasi kognitif dari informasi itu.

- Asimilasi dan akomodasi adalah proses belajar yang melibatkan akuisisi dan penyimpanan informasi.

- Namun asimilasi adalah jenis belajar yang statis, dibatasi oleh struktur kognitif yang ada. Akomodasi adalah pertumbuhan progresif dari struktur kogitif yang mengubah karakter dari semua proses belajar selanjutnya.

Kritik

- Problem dalam metodologi riset Piaget.

- Metode klinisnya menyediakan informasi yang tidak dapat dicatat dengan mudah dalam eksperimen laboratorium yang ketat.

LEV S. VYGOTSKY

VYGOTSKY : THE SOCIAL FORMATION OF MIND

- Seperti Bruner, Vygotsky mencoba untuk memahami formasi intelektual dengan berfokus pada proses perkembangannya.

- Vygotsky focus pada mekanisme perkembangan untuk pengecualian spesifik, dibedakan tahap perkembangan.

- Dia menolak pendapat bahwa gagasan tunggal, seperti ekuilibrium Piaget, bisa diperhitungkan untuk perkembangan.

- Dia berpendapat bahwa perkembangan jauh lebih kompleks, berubah sangat alami seperti yang diungkapkan.

Wertsch (1985) mendeskripsikan 3 tema yang muncul untuk membentuk inti dari kerangka teori Vygotsky :

(1) ketergantungan pada genetic atau metode perkembangan

(2) pernyataan bahwa proses mental yang lebih tinggi dalam individu memiliki asal-usul mereka dalam proses social

(3) klaim bahwa proses mental dapat dipahami hanya jika kita mengerti alat-alat dan tanda-tanda yang menengahinya.

Phylogenetic Comparisons

Menurut Wertsch (1985), Vygotsky menarik banyak dari penelitian Kohler pada insight untuk mengusulkan penggunaan alat-alat sebagai prasyarat bagi evolusi fungsi kognitif manusia. Vygotsky percaya, bahwa alat diciptakan dan digunakan, walaupun prasayarat bagi kognisi manusia. Untuk menjelaskan perbedaan-perbedaan dalam fungsi mental antara manusia dan hewan lainnya, Vigotsky mengambil Marxian posisi Marxis yang diselenggarakan kegiatan sosial tenaga kerja, yang didirikan pada penggunaan alat teknis, adalah kondisi dasar pada eksistensi manusia.

Dari perbandingan filogenetik ini, lalu, Vygotskymemperoleh sebuah kepercayaan yang benar-benar mirip dengan pambahasan Bruner sebelumnya. Yaitu, perkembangan biological dan cultural tidak terjadi dalam isolasi.

VYGOTSKTY’S DEVELOPMENTAL METHOD

- Natural Process of Development

Vigotsky menggunakan tiga tekhnik dalam eksperimen ya pada anak-anak yang meliputi pengenalan hambatan yang akan mengganggu pemecahan masalah.

  1. Dalam studi bahasa sifat yang mementingkan diri sendiri, contohnya, Vigotsky meminta anak-anak yang berbicara bahasa yang berbeda untuk melengkapi kegiatan kooperatif.
  2. Sebuah teknik untuk memberikan bantuan secara eksternal untuk menyelesaikan masalah yang dapat dilakukan dengan bermacam-macam cara. Dibawah kondisi bermacam-macam tugas anak-anak yang seharusnya diharapkan menggunakan materi yang secara sistematis berbeda caranya.
  3. Akhirnya, anak-anak mungkin diminta untuk menyelesaikan masalah yang melebihi pengetahuan dan kemampuan mereka.

- Sosiokultural History

- Vygotsky mempertimbangkan perkembangan intelegensi menjadi internalisasi alat budaya seseorang.

- Bagi Vygotsky, perspektif historical dan cultural adalah hampir sama, karena perbedaan cultural/budaya dapat dilihat di sepanjang kontinum evolusi sosial.

- Sebuah hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tugas yang megharuskan mereka untuk mengelompokkan objek-objek yang dikenal, subjek tak terpelajar cenderung mengkategorisasikannya seperti contoh berikut. Palu, gergaji, kapak, dan batang kayu dianggap berkaitan. Subjek yang terpelajar, sebaliknya, cenderung mengkategorisasikan objek-objek itu berdasarkan konteks hubungan independen objek-objek tersebut. Sehingga, palu, gergaji, dan kapak dikelompokkan sebagai alat.

Dua konsep penting yang diajukan Vygotsky

(1) Internalisasi

(2) Zona perkembangan proximal.

Internalisasi

- Setiap fungsi mental yang lebih tinggi selalu melalui tahap eksternal dalam perkembangannya karena pada mulanya hal ini adalah fungsi sosial.

- Vygotsky berpendapat bahwa internalisasi memberikan penjelasan yang baik baagi observasi Piaget tentang egocentric speech pada anak-anak tahapan praoperasional.

- Dalam teori Piaget, egosentris speech menggambarkan pemikiran egosentris dan pola pemberian alasan (reasoning) pada anak tahap praoperasional.

- Vygotsky percaya bahwa egosentris speech berkembang secara perlahan menjadi inner speech dan ditandai “sebuah perkembangan abstrak dari suara, kemampuan baru anak mengenai ‘memikirkan kata-kata’ sebagai pengganti dari mengucapakan kata tersebut.” Lalu Vygotsky juga mengatakan bahwa egosentris speech adalah belum terpisahkan dari social speech.

The Zone of Proximal Development

Konsep ini secara sederhana menjelaskan bahwa ketika fondasi sudah kuat pada tahap sebelumnya, maka akan semakin mudah bagi pebelajar untuk naik ke tahapan berikutnya.

- Menurut Vygotsky, “zona perkembangan proximal menjelaskan fungsi-fungsi yang belum matang tapi sedang dalam proses kematangan”. Dalam contoh hipotesis, anak pertama menunjukkan tanda-tanda keahlian/skill yang akan berkembang melebihi kemampuan anak kedua.

- Zona perkembangan proximal, dalam pemisahan perkembangan actual dengan potensial, menunjukkan implikasi lebih revolusioner untuk penilaian kemampuan intelektual anak-anak.

LEARNING, INSTRUCTION, AND DEVELOPMENT

Teaching thinking versus content-specific skill

Vygotsky mempertimbangkan dan menolak pandangan tentang bagaimana interaksi belajar dan perkembangan :

1. Perkembangan adalah suatu kondisi awal yang harus muncul sebelum belajar, berarti materi yang diajarkan di sekolah harus disesuaikan dengan perkembangan kognitif anak.

2. “Perkembangan adalah belajar” itu lebih mengarah kepada karakteristik dari teori behaviorist dan teori kognitif information processing. Belajar bukan hanya perolehan dari kemampuan untuk berpikir; belajar adalah perolehan dari banyak kemampuan khusus untuk memikirkan tentang beragam hal.

3. Interaksi antara belajar dan perkembangan

Interaction in the zone of proximal development

Disini ada istilah scaffolding dimana instruktur atau teman yang lebih mampu berfungsi sebagai tool yang mendukung untuk pembelajar ketika partner yang kurang mampu mengkonstruk pengetahuan mereka. Scaffolding memiliki 5 karakteristik :

1. Menyediakan dukungan

2. Berfungsi sebagai tool

3. Memperluas kemampuan seseorang

4. Memperbolehkan menyelesaikan pekerjaan yang kelihatannya tidak mungkin diselesaikan

5. Dipakai secara selektif untuk memberikan bantuan setiap saat dibutuhkan

Seorang instruktur harusnya memberikan bimbingan yang diperlukan oleh pembelajar untuk dapat menghubungkan antara skill yang sudah mereka peroleh sebelumnya dengan skill yang diinginkan untuk dicapai.

THE ROLE OF LANGUAGE AND OTHER SIGN SYSTEM

- Sebuah konsekuensi internal adalah kemampuan menggunakan tanda dalam meningkatkan cara elaborative yang memperluas pemahaman anak-anak.

- Dalam bermain, Vigotsky berpendapat anak-anak kemampuan konseptual mereka dan memulai mengembangkan kapasitas pada ide abstrak. Tanda mereka membangun imaginasi mereka

- Vigotsky percaya bahwa bahasa merupakan hal yang penting dalam menggunakan tanda perilaku yang ditemukan selama perkembangan kognitif, karena kebebasan anak dari batasan yang ada dilingkungan.

- Penyajian decontextualization dimana tanda (atau kata) menjadi lebih dan lebih diganti dari kontek konkrit ke abstrak.

- Proses decontextualization harus ditemukan dengan system symbol-symbol jika menjalankan fungsi mental seperti alasan.


1 komentar:

  1. tasya, dita cuma mau kasih saran, soalnya layoutnya agak berantakan, dan size fontnya terlalu besar, jadi gimana kalau di rapikan lagi tasya hehehe :)

    BalasHapus